Kamis, 10 Desember 2009

Aliran Sesat....

Aliran sesat???? Ada apa dengannya?
Indonesia sedang disibukkan dengan berbagai macam masalah dan musibah yang sepertinya tak ada ujung. Mulai dari masalah dalam lingkup pemerintahan maupun dari masyarakatnya sendiri. Belum teratasinya korban bencana alam yang tak hanya merenggut harta benda tapi juga jiwa itu, seiring pula berkembang masalah perseteruan antara para petinggi-petinggi negara, ya petinggi negara. Tidak hanya itu, masyarakat yang merasa terpinggirkan oleh adanya masalah itu, kriminalitas justru melesit dengan tajam, pembunuhan dan kriminalitas lain semakin merajalela. Bahkan yang tak kalah serunya yakni semakin banyaknya bermunculan paham-paham menyimpang khususnya yang mengatasnamakan islam...yang populer dengan Aliran sesat. Sebenarnya, apakah yang menyebabkan munculnya aliran sesat tersebut? Apakah karena krisis aqidah yang melanda ummat? Ataukah karena teracuninya pemikiran-pemikiran ummat islam dengan pola hidup masa kini yang notabenenya adalah strategi Ghozwul Fikr?
Sangat disayangkan, Indonesia yang sudah dikenal merupakan negara yang berpenduduk mayoritas sejatinya hanyalah sebagai titel saja. Sebagian besar muslimnya justru memiliki pemahaman yang boleh dibilang masih tergolong minim. Ini dilihat dari maraknya muncul berbagai aliran sesat. Bak cendawan di musim hujan, kemunculannya semakin lama semakin banyak. Modus yang diangkat umumnya adalah mengaku ada nabi/rasul setelah Muhammad saw, dan juga pelaksanaan syariat islam secara parsial. Sebut saja Ahmadiyah yang menganggap Mirza Gulam Ahmad sebagai rasul, Lia Eden yang mengaku mendapat wahyu dari malaikat jibril, al-Qiyadah al-Islamiyah yang dipimpin oleh Ahmad Mushaddeq yang meyakini bahwa masa tugas Rasulullah Muhammad hanya sampai tahun 1400 H dan mengklaim bahwa dirinya “Rasul Al-Masih Al-Mau’ud, dan yang baru-baru ini muncul di Jawa Timur yaitu perguruan Satriloka. Aliran Santriloka ini berpendapat bahwa shalat wajib 5 waktu dan puasa sebulan penuh di bulan ramadhan itu tidak penting, dalam membai’at juga pemimpin aliran ini juga mengharuskan membayar sejumlah uang disertai dengan beberapa macam bunga. Padahal ini sama sekali tidak ada aturan atau anjuran dalam islam, malah hal ini merupakan suatu aktivitas kebid’ahan yang nyata-nyata sudah sesat dan menyesatkan.

Dibalik munculnya Aliran Sesat.
Munculnya aliran-aliran sesat tentunya tidak serta merta muncul begitu saja. Tentu ada yang memicunya, bak api yang membakar tentu ada yang menyulutnya. Lantas, apa-apa saja yang ada di belakang ini semua??
1. Gencarnya strategi-strategi Ghozwul Fikr oleh musuh-musuh Islam;
2. Strategi global program murtadisasi yang dilatar belakangi oleh kedengkian orang Yahudi dan Nasrani yang ingin menjauhkan ummat Islam dari Al-Qur’an dan As Sunnah
3. Minimnya pemahaman Islam di kalangan kaum muslimin;
4. Kurangnya praktek keislaman dan adanya paham fanatik negatif dalam islam;
5. Kurangnya ukhuwah dikalangan ummat dan kurangnya pemimpin yang berwatak islami;
6. Semakin banyaknya musuh-musuh Allah, dan adanya budaya ikut-ikutan yang menyebabkan kurangnya identitas di kalangan kaum muslimin.
Dalam Al-Qur’an sendiri Allah telah menyebutkan:

Q.S. 61 (As-Saff) : 8
“Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, tetapi Allah tetap menyempurnakan cahaya_Nya meskipun orang-orang kafir membencinya”.

Q.S. 8 (Al-Anfal) : 36
“ Sesungguhnya orang-orang kafir itu menginfakkan harta mereka untuk menghalang-halangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan terus menginfakkan harta itu, kemudian mereka akan menyesal sendiri, dan akhirnya mereka akan dikalahkan. Kedalam neraka Jahannamlah orang-orang kafir itu akan dikumpulkan”.

Fenomena-fenomena aliran sesat yang ada bukan hanya membuat hati kita sebagai ummat muslim miris tapi juga menangis melihat keadaan ummat yang seperti itu. Untuk itu sepatutnya, kita sebagai muslim yang baik terus menuntut ilmu Ad-Din ini secara kaffah, menjadikan hanya Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah sebagai pedoman dalam hidup kita, merujuk ke keduanya ketika menemui suatu masalah, dan bertawakkal kepada Allah, mempelajari tidak hanya dari satu sisi tapi juga dari segala aspek, agar krisis aqidah dapat kita minimalkan. Wallahu a’lam..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar