Senin, 16 Juni 2014

Surat Untuk Zauji....


Uhibbuka Fillah Yaa Zauji,,,



Yaa Zauji, kutulis surat ini dengan kehangatan cinta dan kasih sayang kepadamu. Semoga Allah senantiasa melindungimu dimanapun dirimu berada. 
 
Yaa Zauji, kamu adalah pemimpin rumah tangga kita, aturlah diriku dengan aturan Allah, pimpinlah diriku untuk taat kepada-Nya, bimbinglah diriku terhadap apa yang baik untukku. Insya Allah aku akan selalu mencintaimu, menghormatimu, memuliakanmu dan taat kepadamu. itulah kewajibanku sebagai istrimu.

Yaa Zauji, engkau adalah anugerah dan kenikmatan yang besar yang Allah karuniakan kepadaku. Ketika banyak para wanita yang belum menikah, Allah mengaruniakanku seorang suami shalih -Insya Allah- seperti dirimu. Ketika banyak dari para wanita yang mempunyai suami yang tidak memperhatikan agama istrinya, Allah memberikanku seorang suami yang selalu mengingatkanku untuk beribadah kepada Tuhan. Ketika banyak suami yang acuh-tak-acuh dengan perbuatan-perbuatan istrinya yang salah, Allah memberikan kepadaku seorang suami yang selalu menasehatiku. Ketika banyak suami yang tak peduli halal dan haram ketika ia mencari rezeki, Allah memberikan kepadaku seorang suami yang merasa cukup dengan yang halal. Banyak lagi kebaikan dan keutamaanmu, apakah pantas  bagiku untuk tidak bersyukur kepada Allah atas nikmat dirimu, apakah pantas bagiku untuk tidak berterima kasih  kepadamu dengan segala kebaikanmu, kasih sayangmu, perhatianmu, jerih payahmu untuk diriku…

Yaa Zauji,, maafkanlah aku yang selalu membuatmu marah, kecewa karena keteledoranku. Aku akan berusaha untuk merubahnya demi kamu Insya Allah. 

Yaa Zauji, uhibbuka fillah,, :) semoga Allah melanggengkan rumah tangga kita dan mengumpulkan kita di dalam surga-Nya. Aamiin

Istrimu yang selalu mencintaimu

Sabtu, 08 Maret 2014

Bukan Sekedar Mengakhiri Masa Lajang

Penulis:Elvin Sasmita 

Masih lajang ? Sudah mampu secara mental, fisik dan finansial ? Menikahlah. Karena menikah tidak sekedar mengakhiri masa lajang. Allah Subhanawata'ala mendorong hambanya untuk menikah dengan visi yang mulia.
Menikah = Regenerasi Ketakwaan
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan Mengawasi kamu.” (An-Nisa: 1).
Allah Subhanawata'ala memerintahkan kepada seluruh manusia agar bertakwa, inilah frame besar seluruh aktifitas manusia di dalam menjalani kehidupan di dunia. Ini pulalah esensi dari Allah menciptakan manusia dari diri yang satu (Adam) kemudian Allah ciptakan isterinya (Hawa). Yang dengan hadirnya pasangannya itu kemudian proses berkembang biaknya manusia pun di mulai. Ya..kita semua berasal dari ayah dan ibu yang sama. Dalam ketakwaan dan dengan menggunakan nama Allah lah kita saling meminta satu sama lain. Inilah hakikat dari berkembang biaknya manusia di muka bumi ini. Melakukan regenerasi ketakwaan. Di mana hubungan kasih sayang itu di bangun dan di jaga. Karena ada Allah yang selalu menjaga dan mengawasi semua aktivitas kita.
Selalu Ada Standar Nilai
Di kantor, di sekolah di mana pun kita berada. Selalu ada standar nilai yang di jadikan sebagai sebuah acuan untuk menilai kinerja atau prestasi seseorang. Allah pun sebagai pemilik alam ini memiliki standar nilai terhadap setiap hambanya. Allah menyebutnya dengan takwa.
اٌَٰٰۤ ہٌَُّا النَّاسُ اِنَّا خَلَقۡنٰکُمۡ مِّنۡ ذَکَرٍ وَّ اُنۡثٰی وَ جَعَلۡنٰکُمۡ شُعُوۡ ا با وَّ قَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوۡا انَّ اَتۡقٰکُمۡ ّٰ اَکۡرَمَکُمۡ عِنۡدَ اللَّ
عَلِ مٌٌۡ خَبِ رٌٌۡ ﴿
ّٰ ﴾ اِنَّ اللَّ ۳۱
Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seo-rang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku su-paya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal
Ketakwaan adalah sebuah standar nilai yang Allah berikan terhadap seberapa banyak seseorang mengerjakan apa yang di perintahkan oleh Allah Azza Wajalla dan sejauh apa kemampuanya untuk dapat mematuhi segala macam bentuk larangan Allah Subhanawata'ala.
Regenerasi Ketakwaan Versus Makar Iblis
Setelah Iblis meminta kepada Allah agar ia ditangguhkan hingga hari Kiamat dan Allah subhanahu wata'ala pun menjawab:
“Sesungguhnya engkau termasuk golongan yang diberi tangguh”.
iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari be-lakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). Allah berfirman: "Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya Barangsiapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar aku akan mengisi neraka Jahannam dengan kamu se-muanya". (Al A'araf 16-18)
Regenerasi ketakwaan itu tidak mungkin berjalan dengan mulus. Karena Iblis sudah bersumpah untuk tidak membiarkan anak cucu Adam berjalan di jalan yang lurus. Iblis dan bala tentaranya akan mendatangi anak cucu Adam dari segala penjuru, agar mereka semua tersesat dan menolak untuk ta'at kepada Allah. Dan Allah pun telah menegaskan siapa pun yang mengikuti langkah-langkah Iblis, maka Allah akan tem-patkan mereka semua di neraka jahanam.
Iblis akan melakukan langkah-langkah untuk mencegah terjadinya kesinam-bungan ketakwaan. Berbagai strategi akan di lakukan untuk membuat anak cucu Adam jauh dari keta'atan kepada Allah Subhanawata'ala dan membuat kita semua melanggar apa-apa yang telah menjadi larangan Allah.
"Warning" dari Allah
بٌَٰنِیٰۡۤ اٰدَمَ لَِ فٌَۡتِنَنَّکُمُ الشَّ طٌٰۡنُ کَمَاٰۤ اَخۡرَجَ اَبَوَ کٌُۡمۡ مِّنَ الۡجَنَّۃِ نٌَۡزِعُ عَنۡہُمَا لِبَاسَہُمَ ا لِ رٌُِ ہٌَُمَا سَوۡاٰتِہِمَا اِنَّ ﴾ رٌَٰىکُمۡ ہُوَ وَ قَبِ لٌُۡ مِنۡ حَ ثٌُۡ لَِ تَرَوۡنَہُمۡ اِنَّا جَعَلۡنَا الشَّ طٌِٰ نٌَۡ اَوۡلِ آٌَءَ لِلَّذِ نٌَۡ لَِ ؤٌُۡمِ نوۡنَ ﴿ ۷۲
Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggal-kan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya 'auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman. (Al A'raf:27)
Allah Subhanawata'ala mengingatkan kepada kita tentang se-buah peristiwa masa lalu yang dialami ibu dan bapaknya seluruh manusia, Adam dan Hawa. Sebuah peristiwa yang Allah abadikan di dalam Al Quran agar senantiasa di ingat oleh hamba-hambaNya bahwa ayah dan ibu kita dahulu harus keluar dari surga karena tertipu oleh bujuk rayu syaithan. Ini adalah sebuah peristiwa monumental yang harus menjadi pelajaran bagi seluruh manusia. Mereka selalu memantau dari suatu tempat dimana tidak satu pun manusia dapat melihat. Dia memantau setiap gerak-gerik kita. Mencari saat yang tepat untuk bisa menggelincirkan kita dari jalan ketakwaan.
Inilah Target Capaian Misi Iblis
﴾ لَئِنۡ اَخَّرۡتَنِ اِلٰی وٌَۡمِ الۡقِ مٌَٰۃِ لََِحۡتَنِکَنَّ ذُرِّ تٌََّ اِلَِّ قَلِ اٌۡ لا ﴿ ۲۷
Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali sebahagian kecil (Al Isra' :62)
Target yang luar biasa, makhluk yang sombong dan ingkar ini, sama sekali tidak berupaya memperbaiki dirinya, menyesali perbuatannya. Secara sadar bahkan ia menantang Allah Subhanawata'ala dengan janjinya di hadapan Allah untuk menye-satkan dan seluruh anak keturunannya. Bahkan dengan pongah ia berani mengata-kan kalau pun ada yang gagal untuk dia gelincirkan ke neraka bersama dengan dir-inya, mestilah jumlahnya akan sangat kecil.
Jadi, ketika seseorang mulai memikirkan sebuah rencana untuk melakukan pernikahan, sesungguhnya ia telah melakukan upaya untuk regenerasi ketakwaan yang itu sangat di benci oleh Iblis dan para pengikutnya. Bukankah ketika ia memu-tuskan untuk menikah itu artinya ia berusaha menutup sekian banyak pintu zina. ? Sebuah keputusan di mana ia ingin menempatkan kebutuhan hawa nafsunya pada tempat yang halal dan itu merupakan ibadah di mata Allah Subhanawata’ala. Bahkan seorang ayah yang berprofesi sebagai penjahat sekali pun pada saat ia memiliki anak, ia tidak ingin anaknya tersebut mengikuti langkah sang ayah. Jadi menikah sesungguhnya bukan hanya sekedar melepas masa lajang.

Selasa, 04 Juni 2013

Amalan Keliru di Bulan Sya'ban


Bulan Sya'ban adalah bulan yang penuh kebaikan. Di bulan tersebut banyak yang lalai untuk beramal sholeh karena yang sangat dinantikan adalah bulan Ramadhan. Mengenai bulan Sya'ban, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
Bulan Sya’ban adalah bulan di mana manusia mulai lalai yaitu di antara bulan Rajab dan Ramadhan. Bulan tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah, Rabb semesta alam. Oleh karena itu, aku amatlah suka untuk berpuasa ketika amalanku dinaikkan.” (HR. An Nasa’i no. 2357.
Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memperingatkan keras agar umatnya tidak beramal tanpa tuntunan. Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam ingin sekali umatnya mengikuti ajaran beliau dalam beramal sholeh. Jika beliau shallallahu 'alaihi wa sallam tidak memberikan tuntunan dalam suatu ajaran, maka tidak perlu seorang pun mengada-ada dalam membuat suatu amalan. Islam sungguh mudah, cuma sekedar ikuti apa yang Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam contohkan, itu sudah mencukupi.
Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ أَحْدَثَ فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam agama kami ini yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak.” (HR. Bukhari no. 20 dan Muslim no. 1718)
Dalam riwayat Muslim disebutkan,
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan ajaran kami, maka amalan tersebut tertolak.” (HR. Muslim no. 1718)
Bid'ah sendiri didefinisikan oleh Asy Syatibi rahimahullah dalam kitab Al I'tishom,
عِبَارَةٌ عَنْ طَرِيْقَةٍ فِي الدِّيْنِ مُخْتَرَعَةٍ تُضَاهِي الشَّرْعِيَّةَ يُقْصَدُ بِالسُّلُوْكِ عَلَيْهَا المُبَالَغَةُ فِي التَّعَبُدِ للهِ سُبْحَانَهُ
"Suatu istilah untuk suatu jalan dalam agama yang dibuat-buat (tanpa ada dalil, pen) yang menyerupai syari’at (ajaran Islam), yang dimaksudkan ketika menempuhnya adalah untuk berlebih-lebihan dalam beribadah kepada Allah Ta’ala."

Amalan yang Ada Tuntunan di Bulan Sya'ban

Amalan yang disunnahkan di bulan Sya'ban adalah banyak-banyak berpuasa. 'Aisyah radhiyallahu 'anha berkata, ,
فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلاَّ رَمَضَانَ ، وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِى شَعْبَانَ
"Aku tidak pernah sama sekali melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa secara sempurna sebulan penuh selain pada bulan Ramadhan. Aku pun tidak pernah melihat beliau berpuasa yang lebih banyak daripada berpuasa di bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 1969 dan Muslim no. 1156)
Di bulan Sya'ban juga amat dekat dengan bulan Ramadhan, sehingga bagi yang masih memiliki utang puasa, maka ia punya kewajiban untuk segera melunasinya. Jangan sampai ditunda kelewat bulan Ramadhan berikutnya.

Amalan yang Tidak Ada Tuntunan di Bulan Sya'ban

Adapun amalan yang tidak ada tuntunan dari Nabi shallallahu 'alaihi  wa sallam banyak yang tumbuh subur di bulan Sya'ban, atau mendekati atau dalam rangka menyambut bulan Ramadhan. Boleh jadi ajaran tersebut warisan leluhur yang dijadikan ritual. Boleh jadi ajaran tersebut didasarkan pada hadits dho'if (lemah) atau maudhu' (palsu). Apa saja amalan tersebut? Berikut beberapa di antaranya:

1) Kirim do'a untuk kerabat yang telah meninggal dunia dengan baca yasinan atau tahlilan. Yang dikenal dengan Ruwahan karena Ruwah (sebutan bulan Sya'ban bagi orang Jawa) berasal dari kata arwah sehingga bulan Sya'ban identik dengan kematian. Makanya sering di beberapa daerah masih laris tradisi yasinan atau tahlilan di bulan Sya'ban. Padahal Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabat tidak pernah mencontohkannya.

2)  Menghidupkan malam Nishfu Sya'ban dengan shalat dan do'a. Tentang malam Nishfu Sya'ban sendiri ada beberapa kritikan di dalamnya, di antaranya:
a. Tidak ada satu dalil pun yang shahih yang menjelaskan keutamaan malam Nishfu Sya’ban. Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan, “Tidak ada satu dalil pun yang shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat. Dan dalil yang ada hanyalah dari beberapa tabi’in yang merupakan fuqoha’ negeri Syam.” (Lathoif Al Ma’arif, 248). Juga yang mengatakan seperti itu adalah Abul 'Ala Al Mubarakfuri, penulis Tuhfatul Ahwadzi.
Contoh hadits dho'if yang membicarakan keutamaan malam Nishfu Sya'ban, yaitu hadits Abu Musa Al Asy’ari, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللَّهَ لَيَطَّلِعُ فِى لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلاَّ لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ
Sesungguhnya Allah akan menampakkan (turun) di malam Nishfu Sya'ban kemudian mengampuni semua makhluk-Nya kecuali orang musyrik atau orang yang bermusuhan dengan saudaranya.” (HR. Ibnu Majah no. 1390). Penulis Tuhfatul Ahwadzi berkata, “Hadits ini  munqothi’ (terputus sanadnya).” [Berarti hadits tersebut dho’if/ lemah].
b. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تَخْتَصُّوا لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ بِقِيَامٍ مِنْ بَيْنِ اللَّيَالِى وَلاَ تَخُصُّوا يَوْمَ الْجُمُعَةِ بِصِيَامٍ مِنْ بَيْنِ الأَيَّامِ
Janganlah mengkhususkan malam Jum’at dari malam lainnya untuk shalat. Dan janganlah mengkhususkan hari Jum’at dari hari lainnya untuk berpuasa.” (HR. Muslim no. 1144). Seandainya ada pengkhususan suatu malam tertentu untuk ibadah, tentu malam Jum’at lebih utama dikhususkan daripada malam lainnya. Karena malam Jum’at lebih utama daripada malam-malam lainnya. Dan hari Jum’at adalah hari yang lebih baik dari hari lainnya karena dalam hadits dikatakan, “Hari yang baik saat terbitnya matahari adalah hari Jum’at.” (HR. Muslim). Tatkala Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memperingatkan agar jangan mengkhususkan malam Jum’at dari malam lainnya dengan shalat tertentu, hal ini  menunjukkan bahwa malam-malam lainnya lebih utama untuk tidak dikhususkan dengan suatu ibadah di dalamnya kecuali jika ada dalil yang mendukungnya. (At Tahdzir minal Bida’, 28).
c. Malam nishfu Sya'ban sebenarnya seperti malam lainnya. Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Malam Nishfu Sya’ban sebenarnya seperti malam-malam lainnya. Janganlah malam tersebut dikhususkan dengan shalat tertentu. Jangan pula mengkhususkan puasa tertentu ketika itu. Namun catatan yang perlu diperhatikan, kami sama sekali tidak katakan, “Barangsiapa yang biasa bangun shalat malam, janganlah ia bangun pada malam Nishfu Sya’ban. Atau barangsiapa yang biasa berpuasa pada ayyamul biid (tanggal 13, 14, 15 H), janganlah ia berpuasa pada hari Nishfu Sya’ban (15 Hijriyah).” Ingat, yang kami maksudkan adalah janganlah mengkhususkan malam Nishfu Sya’ban dengan shalat tertentu atau siang harinya dengan puasa tertentu." (Liqo’ Al Bab Al Maftuh, kaset no. 115)
d. Dalam hadits-hadits tentang keutamaan malam Nishfu Sya’ban disebutkan bahwa Allah akan mendatangi hamba-Nya atau akan turun ke langit dunia. Perlu diketahui bahwa turunnya Allah di sini tidak hanya pada malam Nishfu Sya’ban. Sebagaimana disebutkan dalam Bukhari-Muslim bahwa Allah turun ke langit dunia pada setiap 1/3 malam terakhir, bukan pada malam Nishfu Sya’ban saja. Oleh karenanya, keutamaan malam Nishfu Sya’ban sebenarnya sudah masuk pada keumuman malam, jadi tidak perlu diistimewakan.
‘Abdullah bin Al Mubarok rahimahullah pernah ditanya mengenai turunnya Allah pada malam Nishfu Sya’ban, lantas beliau pun memberi jawaban pada si penanya, “Wahai orang yang lemah! Yang engkau maksudkan adalah malam Nishfu Sya’ban?! Perlu engkau tahu bahwa Allah itu turun di setiap malam (bukan pada malam Nishfu Sya’ban saja, -pen).” Dikeluarkan oleh Abu ‘Utsman Ash Shobuni dalam I’tiqod Ahlis Sunnah (92).
Al ‘Aqili rahimahullah mengatakan, “Mengenai turunnya Allah pada malam Nishfu Sya’ban, maka hadits-haditsnya itu layyin (menuai kritikan). Adapun riwayat yang menerangkan bahwa Allah akan turun setiap malam, itu terdapat dalam berbagai hadits yang shahih. Ketahuilah bahwa malam Nishfu Sya’ban itu sudah masuk pada keumuman malam, insya Allah.” Disebutkan dalam Adh Dhu’afa’ (3/29).

3) Menjelang Ramadhan diyakini sebagai waktu utama untuk ziarah kubur, yaitu mengunjungi kubur orang tua atau kerabat (dikenal dengan "nyadran"). Yang tepat, ziarah kubur itu tidak dikhususkan pada bulan Sya'ban saja. Kita diperintahkan melakukan ziarah kubur setiap saat agar hati kita semakin lembut karena mengingat kematian. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
زُورُوا الْقُبُورَ فَإِنَّهَا تُذَكِّرُكُمُ الآخِرَةَ
Lakukanlah ziarah kubur karena hal itu lebih mengingatkan kalian pada akhirat (kematian).” (HR. Muslim no. 976). Jadi yang masalah adalah jika seseorang mengkhususkan ziarah kubur pada waktu tertentu dan meyakini bahwa menjelang Ramadhan adalah waktu utama untuk 'nyadran' atau 'nyekar'. Ini sungguh suatu kekeliruan karena tidak ada dasar dari ajaran Islam yang menuntunkan hal ini.

4) Menyambut bulan Ramadhan dengan mandi besar, padusan, atau keramasan. Amalan seperti ini juga tidak ada tuntunannya sama sekali dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Puasa tetap sah jika tidak lakukan keramasan, atau padusan ke tempat pemandian atau pantai (seperti ke Parangtritis). Mandi besar itu ada jika memang ada sebab yang menuntut untuk mandi seperti karena junub maka mesti mandi wajib (mandi junub). Lebih parahnya lagi mandi semacam ini (yang dikenal dengan “padusan”), ada juga yang melakukannya campur baur laki-laki dan perempuan (baca: ikhtilath) dalam satu tempat pemandian. Ini sungguh merupakan kesalahan yang besar karena tidak mengindahkan aturan Islam. Bagaimana mungkin Ramadhan disambut dengan perbuatan yang bisa mendatangkan murka Allah?!

Cukup dengan Ajaran Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata,
اتَّبِعُوا، وَلا تَبْتَدِعُوا فَقَدْ كُفِيتُمْ، كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ

Ikutilah (petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, pen), janganlah membuat amalan yang tidak ada tuntunannya. Karena (ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam) itu sudah cukup bagi kalian. Semua bid’ah adalah sesat.” (Diriwayatkan oleh Ath Thobroniy dalam Al Mu’jam Al Kabir no. 8770. Al Haytsamiy mengatakan dalam Majma’ Zawa’id bahwa para perowinya adalah perawi yang dipakai dalam kitab shohih)
Orang yang beramal sesuai tuntunan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, itulah yang akan merasakan nikmat telaga beliau shallallahu 'alaihi wa sallam kelak. Sedangkan orang yang melakukan ajaran tanpa tuntunan, itulah yang akan terhalang dari meminum dari telaga yang penuh kenikmatan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَنَا فَرَطُكُمْ عَلَى الْحَوْضِ ، لَيُرْفَعَنَّ إِلَىَّ رِجَالٌ مِنْكُمْ حَتَّى إِذَا أَهْوَيْتُ لأُنَاوِلَهُمُ اخْتُلِجُوا دُونِى فَأَقُولُ أَىْ رَبِّ أَصْحَابِى . يَقُولُ لاَ تَدْرِى مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ
“Aku akan mendahului kalian di al haudh (telaga). Dinampakkan di hadapanku beberapa orang di antara kalian. Ketika aku akan mengambilkan (minuman) untuk mereka dari al haudh, mereka dijauhkan dariku. Aku lantas berkata, ‘Wahai Rabbku, ini adalah umatku.’ Lalu Allah berfirman, ‘Engkau sebenarnya tidak mengetahui ajaran yang tanpa tuntunan yang mereka buat sesudahmu.’ ” (HR. Bukhari no. 7049). Sehingga kita patut hati-hati dengan amalan yang tanpa dasar. Beramallah dengan ilmu dan sesuai tuntunan Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam. 'Umar bin 'Abdul 'Aziz berkata,
مَنْ عَبَدَ اللهَ بِغَيْرِ عِلْمٍ كَانَ مَا يُفْسِدُ أَكْثَرَ مِمَّا يُصْلِحُ
"Barangsiapa yang beribadah kepada Allah tanpa ilmu, maka dia akan membuat banyak kerusakan daripada mendatangkan kebaikan."  (Amar Ma'ruf Nahi Munkar, Ibnu Taimiyah)
Wallahu waliyyut taufiq.

Sumber : www.rumaysho.com

















Senin, 20 Mei 2013

Wow...Syi'ah...???

Degg..!!!!
Pagi-pagi setumpuk surat terdampar di kantor saya.. yah seperti biasa banyakan dari Universitas-universitas yang nawarin kerjasama dengan sekolah kami, tapi ada satu di antaranya yang wujudnya beda. Ya surat yang amplop coklat itu Pengirimnya tak jelas, cuma yang bisa di tandai adalah kop surat amplop yang digunakan bertuliskan "Harmoni Group" Jl........ Bandung.
Perlahan saya buka...dan..ternyata isinya  jreeengg.....se keping CD bertuliskan Kajian Islam Pencerahan dan Pemikiran KH Jalaluddin Rakhmat, Nah lho??? Apa ini???? Kok nekat gtu ya???


Demikian gencarnya kah para komunitas Syiah melancarkan dan meyebarkan pemahaman mereka.. sekali lagi sy katakan NEKAT..!!!

Sepertinya mereka punya strategi jitu, hampir sama dengan yang dilakukan oleh saudara kita dari JT, yang "door to door"  tapi ini sedikit lebih elit, ngirim lewat pos ke instansi pendidikan tertentu yang merupakan ladang subur, misalnya saja sekolah tempat saya mengabdi ini, Madrasah, sebuah pesantren..

Jika saja qt yang ngaku sebagai penggerak dakwah bisa sejeli itu dalam berstrategi, maka tentu insya ALLAH kita tak terpinggirkan dari segi memahamkan aqidah yang sesuai dengan Al-Qur'an, As Sunnah, dan Pemahaman para salafus shaleh.....

Bagi rekan yang pengen tau lebih jauh tentang bagaimana Syi'ah atau Jalaluddin Rakhmat itu sendiri, bisa di buka dalam situs berikut:

http://wahdah.or.id/kajian-dasar/aqidah/kesalahan-jalaluddin-rakhmat-terbongkar-dalam-dialog-syiah-di-makassar.html


Wallahu a'lam...

Sabtu, 18 Mei 2013

Atas Nama "OspeK"

Hmmm.... Ujian Nasional sudah selesai dilaksanakan..Anak-anak yang baru mengikutinya sedikit bisa bernafas lega untuk "Sesaat"..soalnya lepas ujian, bukan hanya giliran berdebar-debar nunggu pengumuman kelulusan, tapi juga akan menjadi momok tersendiri bagi mereka yang akan melanjutkan pendidikan ke PT (Perguruan Tinggi)..


Bagi yang Pernah ngalamin Ospek, Coba deh liat yang dibawah ini,...

Yupz... masih teringat berbagai aktifitas penyambutan Mahasiswa Baru di kalangan mahasiswa Senior..
 "OSPEK" Kata mereka..padahal kegiatan itu sedikit banyak terjadi pembelokan makna di sana. Ospek malah dijadikan ajang "Balas Dendam" untuk para kurcaci-kurcaci mahasiswa baru di kampus mereka..
Berbagai tindakan peloncoan pun di lancarkan..



Mulai dari yang ringan-ringan :
Jalan Jongkok dari ujung gerbang ke depan Sekretariat Himpunan Jurusan,
Senior nyuruh beli Rokok Sebungkus pake duit Rp.1000,- (Lha.. yang bener aja Bos..???)
Disuruh Nyanyi aneh menghadap matahari...de es be..
Yang Agak Berat :
Makan Permen sebiji untuk 60 orang, jadi permennya dipindah dari mulut ke mulut, atau...
kumur-kumur pake air satu gelas, semuanya harus kebagian..jadi bekas orang dipake lagi... (Wuueeekkk...)
dan banyak lagi tingkah aneh para SENIOR itu..

Nnaahh..yang berat biasanya siksaan fisik, bahkan yang parah jika sampe ada yang meninggal.. Na'udzubillah...



Tapi tahukah kita apa sebenarnya Ospek Itu??


Pada Hakikatnya, Ospek merupakan kegiatan untuk memperkenalkan kampus/ Sekolah kepada mahasiswa/ siswa  baru. Kegiatan ini merupakan kegiatan institusional yang menjadi tanggung jawab Universitas/ sekolah untuk mensosialisasikan kehidupan di Perguruan Tinggi/ Sekolah dan proses pembelajaran yang pelaksanaannya melibatkan unsur pimpinan dan unsur-unsur lainnya yang terkait.

Adapun tujuan OSPEK adalah:
  1. Mengenal dan memahami lingkungan kampus sebagai suatu lingkungan akademis serta memahami mekanisme yang berlaku di dalamnya.
  2. Menambah wawasan mahasiswa baru dalam penggunaan sarana akademik yang tersedia di kampus secara maksimal.
  3. Memberikan pemahaman awal tentang wacana kebangsaan serta pendidikan yang mencerdaskan berdasarkan pada nilai-nilai kemanusiaan.
  4. Mempersiapkan mahasiswa agar mampu belajar di Perguruan Tinggi serta mematuhi dan melaksanakan norma-norma yang berlaku di kampus, khususnya yang terkait dengan Kode Etik dan Tata Tertib Mahasiswa.
  5. Menumbuhkan rasa persaudaraan kemanusiaan di kalangan civitas akademika dalam rangka menciptakan lingkungan kampus yang nyaman, tertib, dan dinamis
  6. Menumbuhkan kesadaran mahasiswa baru akan tanggungjawab akademik dan sosialnya sebagaimana tertuang dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi 
 Nah..itulah sedikit penjabaran tentang Budaya Penyambutan di berbagai kampus di Indonesia..
Lantas, Bagaimana Islam memandang tindakan tersebut?
Dalam Islam manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang diciptakan dengan sebaik-baiknya penciptaan. Sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah SWT: Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya . (At-Tin ayat 4)

Diantara kemuliaan manusia yang lain adalah anugerah berupa akal pikiran. Hingga manusia mampu untuk membedakan hal yang baik dan buruk. Kebebasan berpikir dalam Islam merupakan sebuah pokok dalam Islam. Bahkan mengekang akal dan pikiran termasuk sebuah kejahatan dalam Islam. (Nah..bagaimana dengan mengekang fisik sesama muslim????)

Selanjutnya Islam mendudukkan nyawa manusia pada derajat yang paling tinggi. Karenanya, diantara salah satu dari lima maqashid syariat yang diungkapkan oleh As-syathibi dalam karyanya Al-Muwafaqat adalah hifzhu an-nafs yang diartikan sebagai penjagaan diri. Bahkan semenjak pertama kali manusia itu ditiupkan ruhnya ke dunia ia sudah memiliki hak untuk hidup. Islam mengecam keras siapapun yang mencoba merenggut hak setiap manusia untuk hidup yang tidak lain adalah hak Allah SWT Sang Pemberi Kehidupan.

Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. dan Barangsiapa dibunuh secara zalim, Maka Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan.
(al-Isra 33)
...

http://www.suara-islam.com/read/index/6598/Islam--Harkat-dan-Martabat-Manusia

Jadiii...??? tindakan penyiksaan fisik oleh para senioritas itu termasuk pelecehan derajat, harkat dan martabat manusia.. So.. bagi yang Senior2 pelaku ospek di Kampus, STOP Kekerasan!!! MAri saling berbagi KAsih sayang, Rangkul adek2 yang seharusnya jadi ladang amal qt untuk memberi bimbingan kepada mereka.. Niscaya sedikit-demi sedikit Budaya Menyimpang ini akan terhapus dari sistem pendidikan Indonesia.. 

Senin, 22 April 2013

"Karena Kau Begitu Indah..."

Sebuah Headline berita online "Gara-gara terlalu ganteng, 3 pemuda Arab di usir"

hehehe....


Lucu juga sih, masa ya gara-gara orangnya terlalu tampan sehingga pake diusir segala??
menurut sumber berita tersebut, 3 pemuda arab ini di khawatirkan akan menarik perhatian para wanita, berikut kutipan dari situs www.liputan6.com :
" Gara-gara memiliki wajah yang terlalu ganteng, 3 orang pemuda Timur Tengah yang sedang mengunjungi sebuah gerai di Festival Kebudayaan Timur Tengah Genaderia di ibukota Arab Saudi dideportasi petugas. Ketiganya pun langsung digelandang polisi Syariah Arab Saudi setibanya di arena festival yang digelar pada Minggu 14 April 2013.

"3 Pemuda Arab itu ditangkap karena dianggap terlalu tampan. Polisi Syariah khawatir penampilan mereka bisa membuat wanita yang datang ke festival menyukai dan menggunjingkan mereka," tulis situs berita Arab Elaph yang juga diberitakan dari Bubble News.com Kamis (18/4/2013).


Nah, bagaimana dengan muslimahnya??
Yakh.. mereka senantiasa terjaga dengan hijab mereka yang anggun, bukan sebagai budaya semata tapi lebih dari itu, mereka berhijab sekalli lagi bukan karena budaya, tapi karena syariat yang menjaga mereka dengan hijab syar'i tersebut sehingga itu sudah membudaya di tanah arab sana.

Kalau sebagian orang pernah mencibirkan muslimah yang bercadar, entah kah itu di panggil ninja lah, topeng lah, tak punya hidunglah, tak punya telinga lah, bibir sumbinglah.. justru mereka jauh dari apa yang mereka katakan itu. Mereka cantik, bahkan jauh lebih cantik dari ratu kecantikan jebolan ajang Miss Kecantikan di dunia. Lihatlah mereka dengan hijab yang anggun...





Berbeda dengan budaya tenggara #Maksudnya Indonesia#, klo ada kontes kecantikan...wa..wa...wa.... bejibun, saling berlomba ikut, meskipun dengan wajah yang sangat "PAS"-"PASan"....hehehe..lucu ya...

bukannya Malu untuk menampilkan..justru mereka berlomba untuk mempertontonkannya...


Tak peduli dengan persyaratan2 yang ada, bahkan paling berlomba dan bangga dikatakan wanita paling seksi.. padahal....???? mereka tak sadar, mereka sedikit demi sedikit sudah "telanjangi" dari segi harga diri...*Maaf...hehe..









Jadi untuk saudariku muslimah, bukan suatu hal yang mesti dipertanyakan, kewajiban berhijab yang diperintahkan Allah...

Bukan untuk menutup apa yang CANTIK dari dirimuu...

tapi untuk memelihara yang INDAH itu dari mata-mata orang yang tak berhak dengannya..


Ittaqillah...

Minggu, 21 April 2013

"Pelecehan Seksual" Ada apa dengannya?

Apa jadinya jika ini terjadi pada anda???  













Saudara Saudariku yang dimuliakan Allah swt Semakin pesatnya perkembangan teknologi sekarang memicu semakin aneh pula tingkah laku para generasi kita khususnya para remaja. Hampir setiap hari di tayangan televisi muncul berita tentang tindakan asusila, paling minimal dintaranya adalah tindakan pelecehan seksual, disamping itu, berbagai jenis pemerkosaan mulai dari yang biasa-biasa sampai yang paling sadis, dan yang paling miris jika ada orang tua yang sampai menghamili anak sendiri..na’udzubillah min dzalik..
Nah..klo sudah seperti ini apa yang salah????

Media kah??

Kurang Iman kah?? *Tentumi…

Ataukah karena hukum yang diterapkan salah???

Jika saja sebagai muslim, kita berkiblat pada aturan Allah SWT, tentunya hal tersebut bisa di minimalisir. Yuk kita simak penjelasan di bawah ini, Admin ngutip sedikit penjelasan Ustadz dari situs www.eramuslim.com. ………

Allah swt mengharamkan perzinahan serta mengancam pelakunya apabila ia seorang yang belum pernah menikah dengan hukuman dicambuk seratus kali dan diasingkan setahun sedangkan apabila pelakunya adalah seorang yang pernah menikah maka hukumannya adalah dirajam, sebagaimana dalil-dalil berikut :

 1. Firman Allah swt : الزَّانِيَةُ وَالزَّانِي فَاجْلِدُوا كُلَّ وَاحِدٍ مِّنْهُمَا مِئَةَ جَلْدَةٍ وَلَا تَأْخُذْكُم بِهِمَا رَأْفَةٌ فِي دِينِ اللَّهِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَلْيَشْهَدْ عَذَابَهُمَا طَائِفَةٌ مِّنَ الْمُؤْمِنِينَ Artinya : “Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, Maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman.” (QS. An Nuur : 2)

2. Dari Abu Hurairoh ra bahwasanya Rasulullah saw pernah memberikan hukuman kepada orang yang berzina (belum menikah) dengan hukuman dibuang (diasingkan) satu tahun dan pukulan seratus kali.” (HR. Bukhori)

 3. Rasulullah saw menanyakan kepada seorang laki-laki yang mengaku berzina,”Apakah engkau seorang muhshon (sudah menikah)? Orang itu menjawab,’Ya’. Kemudian Nabi bersabda lagi,’Bawalah orang ini dan rajamlah.” (HR Bukhori Muslim)

Meskipun terlihat berat hukuman bagi seorang pezina namun jauh lebih ringan dari pada efek yang ditimbulkannya terhadap masyarakat, inilah keadilan. Ketika hukuman berat ini tidak diterapkan dalam suatu masyarakat yang berarti tidak ada efek jera bagi para pelakunya maka akan berakibat semakin merajalelanya perbuatan mesum, perzinahan, pelacuran, banyak anak-anak yang tidak jelas nasabnya yang pada akhirnya akan menggeser masyarakat manusia menjadi masyarakat binatang.
Karena itulah Allah meminta kepada setiap insan untuk menjauhi prilaku buruk itu didalam firman-Nya :
 وَلاَ تَقْرَبُواْ الزِّنَى إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاء سَبِيلاً
 Artinya : ”Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Israa : 32)
Hukuman terhadap para pelaku zina ini hanyalah bisa dilakukan oleh sultan atau hakim dan tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang, tokoh agama, tokoh masyarakat tertentu. Ini berarti hukuman cambuk dan rajam tidaklah bisa dilakukan kecuali di suatu negeri yang didalamnya telah diterapkan hukum islam. Adapun apabila pelaku perzinahan ini adalah seorang non muslim (ahli dzimmah) maka apakah akan diterapkan atasnya hadd / hukuman sepertihalnya terhadap seorang muslim?
 Didalam kitab ”al Mausu’ah” dsebutkan : Apabila seorang dari ahli dzimmah melakukan suatu kejahatan dari kejahatan yang konsekuensinya adalah hadd, seperti : zina, menuduh seorang berzina, mencuri atau begal maka orang itu haruslah dihukum dengan hukuman hadd terhadap kejahatan yang dilakukannya itu karena posisi mereka dalam hal ini adalah seperti kaum muslimin. Kecuali minum khomr ketika mereka meyakini kehalalannya sebagai bentuk perhatian kepada perjanjian tehadap ahli dzimmah kecuali jika mereka sengaja menampakkan diri saat meminumnya maka mereka harus diberikan teguran.

Demikianlah menurut jumhur fuqaha. Para ulama Syafi’i, Hambali dan Abu Yusuf menyamakan dalam penerapan hukuman rajam antara seorang kafir dzimmi dengan seorang muslim berdasarkan keumuman nash-nashnya didalam penerapan hukuman ini. ”Bahwa Nabi saw memerintahkan agar merajam dua orang Yahudi.” Imam Abu Hanifah dan Malik menegaskan bahwa seorang ahli dzimmah yang berzina apabila orang itu sudah menikah maka tidaklah dirajam dikarenakan adanya persyaratan islam didalam penerapan hukuman rajam menurut kedua imam tersebut. Demikian pula seorang muslim yang menikah dengan seorang wanita ahli kitab maka menurut Abu Hanif dia tidaklah dirajam karena beliau mensyaratkan didalam ihshan (memberikan perlindungan) adalah islam dan menikah dengan seorang wanta muslimah berdasarkan sabda Nabi saw kepada Hudzaifah ketika ingin menikah dengan seorang wanita Yahudi,”Tinggalkanlah wanita itu sesungguhnya dia tidaklah melindungimu.” (”al Mausu’ah al Fiqhiyah” juz II hal 2506) Dan bagi para pelaku perzinahan di suatu negeri yang tidak diterapkan hukum Allah maka diharuskan baginya untuk bertaubat atas perbuatannya itu dengan taubat nashuha, bertekad untuk tidak mengulanginya lagi kemudian hendaklah ia menutupi aibnya tersebut dari menceritakannya kepada orang lain semoga Allah swt menerima pertaubatannya dan kelak akan menutupi aibnya.

 Markaz al Fatwa didalam fatwanya tentang permasalahan ini menyebutkan Ibnu Hajar didalam kiitabnya ”Fathul Bari” mengatakan bahwa apabila muncul hak Allah maka sesungguhnya Dia adalah Yang Maha Mulia dan rahmat-Nya mendahului murka-Nya. Oleh karena itu apabila Dia swt telah menutupi suatu aib di dunia maka Dia tidak akan membongkarnya di akherat. Sedangkan orang-orang yang membongkar (aibnya sendiri) maka dia telah memusnahkan itu semua (penutupan Allah, pen). Sebagaimana diketahui sesungguhnya hukuman di dunia dapat menghilangkan hukuman di akherat. Barangsiapa yang tidak dihukum di dunia dikarenakan tidak diterapkannya hukum (Allah) tersebut atau tidak ada bukti terhadap pelakunya atau tidak ada pengakuan dari si pelaku maka yang paling utama adalah memohon kepada Allah agar Dia menutupi aibnya itu. Lalu dirinya berada dibawah kehendak Allah swt apakah dirinya akan diampuni atau diberikan sangsi. Didalam shahih al Bukhori dai hadits Ubadah bin ash Shamit bahwa Rasulullah saw–dikelilingi oleh sejumlah sahabat—dan bersabda,”Kemarilah kalian dan baiatlah aku untuk tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu, jangan mencuri, jangan berzina, jangan membunuh anak-anak kalian, jangan berdusta yang kalian ada-adakan antara tangan dan kaki kalian, jangan maksiat terhadapku dalam urusan yang baik. Maka barangsiapa yang dari kalian yang menunaikannya maka pahalanya dari Allah swt dan barangsiapa yang melanggarnya sedikit saja maka dia akan dihukum di dunia sebagai kafarat (balasan) baginya. Dan barangsiapa yang melanggarnya sedikit saja kemudian Allah tutupi maka urusannya kembali kepada Allah. Jika Dia berkehendak maka dia akan dihukum dan jika Dia berkehendak maka dia akan dimaafkan.” Ibnu Hajar mengatakan mengatakan bahwa al Qodhi ’Iyadh berkata,”Kebanyakan ulama berpendapat bahwa al hudud (hukuman-hukuman) itu adalah kafarat. Dan mereka berargumentasi degan hadits ini.” (Markaz Al Fatwa 22413)
 Demikian pula bagi pelaku perzinahan yang telah dilakukan atasnya hukuman terhadap dirinya dengan hukum Allah yaitu dicambuk seratus kali dan diasingkan apabila dirinya belum menikah atau dirajam apabila telah menikah maka apabila dirinya telah bertaubat kepada Allah swt maka dirinya terlepas dari siksa di akherat akan tetapi jika dirinya tidak bertaubat maka dirinya dihukum dengan hukuman tersebut di dunia dan diakherat dirinya juga akan disiksa dikarenakan dosanya itu. Wallahu A’lam...

Selasa, 16 April 2013

"Budaya Terkini..."

Hmm...sudah mendunia,tapi coba kita hayati, ada benarnya juga khan? Nah bagi yang menjalankan teori ini..setuju kan?

Sabtu, 13 April 2013

Tidur Diiringi Murattal Al-Qur’an Bisa Tingkatkan Memori Otak Lho

Setelah lelah dengan segudang kegiatan sehari-hari tubuh memerlukan istirahat. Tidur merupakan pilihan utama untuk itu. Tetapi, tahukah Anda jika tidur diiringi alunan ayat Al-Qur’an dapat meningkatkan memori otak? Seperti dikutip dari Times of India, Jumat (12/4/2013) dr Jan Born dari University of Tubingen, Jerman, mengatakan bahwa ini adalah stimulasi auditori pada intensitas rendah. "Ini adalah keindahan dari kesederhanaan mengaplikasikan stimulasi auditori dengan intensitas rendah jika dibandingkan dengan stimulasi elektrik.
Dan ini menggambarkan kesederhanaan alat yang digunakan pada lingkungan klinis yang dapat digunakan untuk meningkatkan ritme tidur," ujar dr Jan. Dr Jan dan rekannya mengadakan tes ini dengan melibatkan 11 orang pada malam yang berbeda.
 Kemudian penelitian dilakukan selagi partisipan diberikan rangsangan suara atau rangsangan buatan. Ketika para relawan yang diberikan rangsangan suara sudah terstimulasi dengan baik, maka osilasi otak mereka mulai menyesuaikan dengan ritmenya. Hasilnya, mereka menjadi lebih baik dalam mengingat kata-kata yang mereka pelajari sebelumnya. Namun, jika stimulasi yang diberikan tidak sesuai, maka tidak akan efektif. Dalam penelitian ini juga diungkapkan bahwa stimulasi ini juga dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas tidur. Nah, Anda dapat mencoba dengan memasang musik instrumen atau murattal Al-Qur’an untuk meningkatkan kualitas tidur. Dengan memiliki tidur yang berkualitas, niscaya Anda memiliki produktivitas yang baik.
Sumber:health.detik.com dengan sedikit penggubahan

Minggu, 07 April 2013

Bersih-bersih Dulu Ahh...

Uhuk..uhk... hmmm...akhirnya kembali menata sarang yang sudah sekian lama di tinggalkan... penuh debu...sarang laba-laba sudah mencapai menara tertinggi..lapisan demi lapisan berhasil dibuatnya..arrgghh... ya.. mudah-mudahan bisa kembali dimanfaatkan salah satu habitatku ini... yup semangat!!!!!