Sabtu, 08 Maret 2014

Bukan Sekedar Mengakhiri Masa Lajang

Penulis:Elvin Sasmita 

Masih lajang ? Sudah mampu secara mental, fisik dan finansial ? Menikahlah. Karena menikah tidak sekedar mengakhiri masa lajang. Allah Subhanawata'ala mendorong hambanya untuk menikah dengan visi yang mulia.
Menikah = Regenerasi Ketakwaan
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan Mengawasi kamu.” (An-Nisa: 1).
Allah Subhanawata'ala memerintahkan kepada seluruh manusia agar bertakwa, inilah frame besar seluruh aktifitas manusia di dalam menjalani kehidupan di dunia. Ini pulalah esensi dari Allah menciptakan manusia dari diri yang satu (Adam) kemudian Allah ciptakan isterinya (Hawa). Yang dengan hadirnya pasangannya itu kemudian proses berkembang biaknya manusia pun di mulai. Ya..kita semua berasal dari ayah dan ibu yang sama. Dalam ketakwaan dan dengan menggunakan nama Allah lah kita saling meminta satu sama lain. Inilah hakikat dari berkembang biaknya manusia di muka bumi ini. Melakukan regenerasi ketakwaan. Di mana hubungan kasih sayang itu di bangun dan di jaga. Karena ada Allah yang selalu menjaga dan mengawasi semua aktivitas kita.
Selalu Ada Standar Nilai
Di kantor, di sekolah di mana pun kita berada. Selalu ada standar nilai yang di jadikan sebagai sebuah acuan untuk menilai kinerja atau prestasi seseorang. Allah pun sebagai pemilik alam ini memiliki standar nilai terhadap setiap hambanya. Allah menyebutnya dengan takwa.
اٌَٰٰۤ ہٌَُّا النَّاسُ اِنَّا خَلَقۡنٰکُمۡ مِّنۡ ذَکَرٍ وَّ اُنۡثٰی وَ جَعَلۡنٰکُمۡ شُعُوۡ ا با وَّ قَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوۡا انَّ اَتۡقٰکُمۡ ّٰ اَکۡرَمَکُمۡ عِنۡدَ اللَّ
عَلِ مٌٌۡ خَبِ رٌٌۡ ﴿
ّٰ ﴾ اِنَّ اللَّ ۳۱
Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seo-rang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku su-paya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal
Ketakwaan adalah sebuah standar nilai yang Allah berikan terhadap seberapa banyak seseorang mengerjakan apa yang di perintahkan oleh Allah Azza Wajalla dan sejauh apa kemampuanya untuk dapat mematuhi segala macam bentuk larangan Allah Subhanawata'ala.
Regenerasi Ketakwaan Versus Makar Iblis
Setelah Iblis meminta kepada Allah agar ia ditangguhkan hingga hari Kiamat dan Allah subhanahu wata'ala pun menjawab:
“Sesungguhnya engkau termasuk golongan yang diberi tangguh”.
iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari be-lakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). Allah berfirman: "Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya Barangsiapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar aku akan mengisi neraka Jahannam dengan kamu se-muanya". (Al A'araf 16-18)
Regenerasi ketakwaan itu tidak mungkin berjalan dengan mulus. Karena Iblis sudah bersumpah untuk tidak membiarkan anak cucu Adam berjalan di jalan yang lurus. Iblis dan bala tentaranya akan mendatangi anak cucu Adam dari segala penjuru, agar mereka semua tersesat dan menolak untuk ta'at kepada Allah. Dan Allah pun telah menegaskan siapa pun yang mengikuti langkah-langkah Iblis, maka Allah akan tem-patkan mereka semua di neraka jahanam.
Iblis akan melakukan langkah-langkah untuk mencegah terjadinya kesinam-bungan ketakwaan. Berbagai strategi akan di lakukan untuk membuat anak cucu Adam jauh dari keta'atan kepada Allah Subhanawata'ala dan membuat kita semua melanggar apa-apa yang telah menjadi larangan Allah.
"Warning" dari Allah
بٌَٰنِیٰۡۤ اٰدَمَ لَِ فٌَۡتِنَنَّکُمُ الشَّ طٌٰۡنُ کَمَاٰۤ اَخۡرَجَ اَبَوَ کٌُۡمۡ مِّنَ الۡجَنَّۃِ نٌَۡزِعُ عَنۡہُمَا لِبَاسَہُمَ ا لِ رٌُِ ہٌَُمَا سَوۡاٰتِہِمَا اِنَّ ﴾ رٌَٰىکُمۡ ہُوَ وَ قَبِ لٌُۡ مِنۡ حَ ثٌُۡ لَِ تَرَوۡنَہُمۡ اِنَّا جَعَلۡنَا الشَّ طٌِٰ نٌَۡ اَوۡلِ آٌَءَ لِلَّذِ نٌَۡ لَِ ؤٌُۡمِ نوۡنَ ﴿ ۷۲
Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggal-kan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya 'auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman. (Al A'raf:27)
Allah Subhanawata'ala mengingatkan kepada kita tentang se-buah peristiwa masa lalu yang dialami ibu dan bapaknya seluruh manusia, Adam dan Hawa. Sebuah peristiwa yang Allah abadikan di dalam Al Quran agar senantiasa di ingat oleh hamba-hambaNya bahwa ayah dan ibu kita dahulu harus keluar dari surga karena tertipu oleh bujuk rayu syaithan. Ini adalah sebuah peristiwa monumental yang harus menjadi pelajaran bagi seluruh manusia. Mereka selalu memantau dari suatu tempat dimana tidak satu pun manusia dapat melihat. Dia memantau setiap gerak-gerik kita. Mencari saat yang tepat untuk bisa menggelincirkan kita dari jalan ketakwaan.
Inilah Target Capaian Misi Iblis
﴾ لَئِنۡ اَخَّرۡتَنِ اِلٰی وٌَۡمِ الۡقِ مٌَٰۃِ لََِحۡتَنِکَنَّ ذُرِّ تٌََّ اِلَِّ قَلِ اٌۡ لا ﴿ ۲۷
Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali sebahagian kecil (Al Isra' :62)
Target yang luar biasa, makhluk yang sombong dan ingkar ini, sama sekali tidak berupaya memperbaiki dirinya, menyesali perbuatannya. Secara sadar bahkan ia menantang Allah Subhanawata'ala dengan janjinya di hadapan Allah untuk menye-satkan dan seluruh anak keturunannya. Bahkan dengan pongah ia berani mengata-kan kalau pun ada yang gagal untuk dia gelincirkan ke neraka bersama dengan dir-inya, mestilah jumlahnya akan sangat kecil.
Jadi, ketika seseorang mulai memikirkan sebuah rencana untuk melakukan pernikahan, sesungguhnya ia telah melakukan upaya untuk regenerasi ketakwaan yang itu sangat di benci oleh Iblis dan para pengikutnya. Bukankah ketika ia memu-tuskan untuk menikah itu artinya ia berusaha menutup sekian banyak pintu zina. ? Sebuah keputusan di mana ia ingin menempatkan kebutuhan hawa nafsunya pada tempat yang halal dan itu merupakan ibadah di mata Allah Subhanawata’ala. Bahkan seorang ayah yang berprofesi sebagai penjahat sekali pun pada saat ia memiliki anak, ia tidak ingin anaknya tersebut mengikuti langkah sang ayah. Jadi menikah sesungguhnya bukan hanya sekedar melepas masa lajang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar